Tantangan Guru dalam Melaksanakan Metaverse dalam Pembelajaran

TANTANGAN GURU DALAM MELAKSANAKAN METAVERSE DALAM PEMBELAJARAN

oleh Heriansyah

Metaverse dalam Pembelajaran, apa itu? Sebenarnya istilah Metaverse bukan istilah baru. Menurut  (Sari, 2022, pp. 237–238) (Dewi & Darma, 2022, p. 33)(Indarta et al., 2022, p. 3352) istilah metaverse pertama kali dicetuskan Neal Stephenson pada novelnya di tahun 1992 yang berjudul “Snow Crash”.

Dimana istilah metaverse ini kemudian menjadi suatu fenomena yang menjadi sorotan ketika di Indonesia menerapkan pembelajaran virtual atau daring. Dengan konsep Metaverse ini pembelajaran akan terasa lebih menyenangkan karena memungkinkan penggunanya untuk merasakan sensasi berada di lingkungan virtual yang sangat nyata, karena metaverse ini akan melengkapi pembelajaran virtual pada umumnya.

Oleh karenanya peluang metaverse dalam pembelajaran sangat baik,karena dunia pendidikan mendapati pengalaman baru dalam pelaksanannya disamping mampu memaksimalkan fungsi teknologi juga dapat menumbuhkan soft-skills dan mengembangkan self-perception yang lebih baik lagi berkat simulasi yang diciptakan. Maka pembelajaran jarak jauh misalnya akan memandang metaverse sebagai solusi minimnya interkasi siswa dan guru.

Namun, juga terdapat tantangan yang mendasar bagi siswa yang sulit akses internet. Karena kadang-kadang dilevel anak kuliahan S2 saja masih sering mengalami gangguan internet ketika daring dan mungkin juga akan ada banyak muncul kejahatan digital yang menggangu data misalnya. Tantangan semacam ini harus dipikirkan oleh pengampu kebijakan pendidikan dan berupaya membuat antipasi lebih mendalam sebelum melaksanakannya.

 Apa Saja Tantangan Guru dalam Melaksanakan Metaverse dalam Pembelajaran

Metaverse, sebagai lingkungan virtual interaktif, menghadirkan potensi besar untuk merevolusi pendidikan. Dengan menggabungkan teknologi virtual reality (VR), augmented reality (AR), dan internet of things (IoT), metaverse memungkinkan pembelajaran yang imersif, kolaboratif, dan kontekstual. Namun, di balik potensinya, pelaksanaannya dalam pembelajaran menghadirkan berbagai tantangan, khususnya bagi para guru.

1.Kesiapan Teknologi dan Infrastruktur

Tantangan pertama adalah kesiapan infrastruktur teknologi. Banyak sekolah, terutama di daerah terpencil, masih menghadapi keterbatasan akses internet, perangkat keras, dan dukungan teknis. Guru yang tidak memiliki fasilitas teknologi memadai akan kesulitan untuk menerapkan konsep metaverse dalam pembelajaran.

2.Kompetensi Guru dalam Teknologi Digital

Tidak semua guru memiliki keterampilan teknis yang diperlukan untuk mengoperasikan dan memanfaatkan teknologi metaverse. Diperlukan pelatihan intensif agar guru mampu memahami penggunaan platform metaverse, menyusun materi pembelajaran berbasis virtual, dan mengatasi masalah teknis selama proses pembelajaran.

3.Adaptasi Metode Pengajaran

Metaverse menuntut perubahan dalam pendekatan pengajaran. Guru harus mampu mendesain pembelajaran yang menarik, interaktif, dan relevan dengan kurikulum. Hal ini memerlukan kreativitas dan pemahaman yang mendalam tentang teknologi serta pedagogi berbasis digital.

4.Tantangan Etika dan Keamanan

Dalam dunia virtual, ancaman seperti pelanggaran privasi, penyalahgunaan data, atau paparan konten yang tidak sesuai dapat mengancam keamanan siswa. Guru harus memiliki pemahaman mendalam tentang keamanan digital untuk melindungi siswa dari risiko ini.

 

Keterbatasan Sumber Daya Finansial

Implementasi teknologi metaverse membutuhkan investasi besar, baik untuk perangkat keras seperti headset VR maupun untuk lisensi platform digital. Hal ini menjadi tantangan bagi sekolah dengan keterbatasan anggaran, terutama di sektor pendidikan publik.

Penerimaan Siswa dan Orang Tua

Tidak semua siswa dan orang tua menerima perubahan besar dalam cara pembelajaran. Beberapa mungkin merasa cemas tentang dampak penggunaan teknologi secara intensif terhadap kesehatan mental dan fisik siswa, seperti kelelahan mata atau kecanduan teknologi.

Solusi dan Rekomendasi

Untuk mengatasi tantangan ini, kolaborasi antara pemerintah, sekolah, dan pihak swasta sangat penting. Pemerintah perlu memberikan dukungan kebijakan dan pendanaan, sementara pihak swasta dapat membantu menyediakan teknologi dan pelatihan. Guru juga perlu dilatih secara berkala dalam penguasaan teknologi dan metodologi pembelajaran berbasis digital.

Penerapan metaverse dalam pembelajaran adalah langkah maju yang menjanjikan, tetapi harus diimbangi dengan kesiapan yang matang. Dengan mengatasi tantangan ini, kita dapat membuka peluang bagi pembelajaran yang lebih efektif, inklusif, dan menarik bagi generasi mendatang.

 

Daftar Pustaka

Dewi, Y. S., & Darma, G. S. (2022). Shifting Business Strategy of International Standard Hospital in Metaverse Era. 11(1), 30–43.

Indarta, Y., Ambiyar, & Samala, Agariadne Dwingo, Wathrianthos, R. (2022). Metaverse: Tantangan dan Peluang dalam Pendidikan. Jurnal Basicedu, 6(3), 3351–3363.

Sari, D. P. (2022). Pemanfaatan NFT Sebagai Peluang Bisnis Pada Era Metaverse. Jurnal Akrab Juara, 7(1), 237–245. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/29069

Hier reden wir über die Dieses und Auszahlung bei der Online" "Spielothek. vulkan vegas Sie können mehr über perish Auszahlungen vonseiten Vulcan Vegas within unserer Rezension herausfinden. informieren sie sich Als nächstes müsst ihr wie Neukunden eure Bankdaten hinterlegen. vulkan vegas Wir freuen uns, wenn Sie bei unserer Apps einen großen Gewinn erzielt haben. echtes geld